Minggu, 29 Januari 2012

Jawaban SOAL 3 (Diky Suhendri)


Listing Code

Login page “Form 1?

Public Class Form1

Private Sub Masuk_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles BtnMasuk.Click
If nama.Text = “diky” And password.Text = “suhendri” Then
MenuUtama.show()
Me.Hide()
Else
MsgBox(“Data Username/Password Salah?”)
nama.Text = “”
password.Text = “”

End If
End Sub

Private Sub keluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Btnkeluar.Click
End
End Sub
End Class



Menu Page “Form 2?

Public Class MenuUtama

Private Sub TagihanAirToolStripMenuItem_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles TagihanAirToolStripMenuItem.Click
TagihanAir.Show()
End Sub

Private Sub KeluarToolStripMenuItem_Click_1(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles KeluarToolStripMenuItem.Click
End
End Sub
End Class



Hasil Page “Form 3?

Public Class TagihanAir

Private Sub kode_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles kode.TextChanged
Dim x As String
Microsoft.VisualBasic.Left(kode.Text, 3)
x = Microsoft.VisualBasic.Left(kode.Text, 3)
If x = “TOK” Then
tipe.Text = “Toko”
biaya.Text = “25000?
harga.Text = “300?
ElseIf x = “RUM” Then
tipe.Text = “Rumah”
biaya.Text = “15000?
harga.Text = “100?
ElseIf x = “SWA” Then
tipe.Text = “Swalayan”
biaya.Text = “10000?
harga.Text = “200?
ElseIf x = “PAB” Then
tipe.Text = “Pabrik”
biaya.Text = “25000?
harga.Text = “500?
End If
x = Microsoft.VisualBasic.Mid(kode.Text, 5, 3)
If x = “MED” Then
daerah.Text = “Medan”
ElseIf x = “BEL” Then
daerah.Text = “Belawan”
ElseIf x = “TEM” Then
daerah.Text = “Aksara”
ElseIf x = “MAR” Then
daerah.Text = “Marendal”
ElseIf x = “BIN” Then
daerah.Text = “Binjai”
ElseIf x = “PAK” Then
daerah.Text = “Lubuk Pakam”
End If
x = Microsoft.VisualBasic.Right(kode.Text, 3)
NoUrut.Text = x

End Sub

Private Sub btnhapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnhapus.Click
kode.Text = “”
tipe.Text = “”
daerah.Text = “”
NoUrut.Text = “”
harga.Text = “”
biaya.Text = “”
pemakaian.Text = “”
pajak.Text = “”
tagihan.Text = “”
End Sub
Sub BuatTable()
ListView1.Columns.Add(“Kode Pelanggan”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Tipe Pelanggan”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Daerah Pelanggan”, 120, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“No Urut”, 80, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Harga”, 80, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Biaya Beban”, 80, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Pemakaian Air”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Pajak”, 80, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Total Tagihan”, 80, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.View = View.Details
ListView1.GridLines = True
ListView1.FullRowSelect = True
End Sub
Sub IsiTable()
Dim LST As New ListViewItem
LST.Text = kode.Text
LST.SubItems.Add(tipe.Text)
LST.SubItems.Add(daerah.Text)
LST.SubItems.Add(NoUrut.Text)
LST.SubItems.Add(harga.Text)
LST.SubItems.Add(biaya.Text)
LST.SubItems.Add(pemakaian.Text)
LST.SubItems.Add(pajak.Text)
LST.SubItems.Add(tagihan.Text)
ListView1.Items.Add(LST)
End Sub

Private Sub btnbersih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnbersih.Click
ListView1.Items.Clear()
End Sub

Private Sub btnPilih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnPilih.Click
ListView1.Items.Remove(ListView1.SelectedItems(0))
End Sub

Private Sub btnsimpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnsimpan.Click
IsiTable()
kode.Text = “”
tipe.Text = “”
daerah.Text = “”
NoUrut.Text = “”
harga.Text = “”
biaya.Text = “”
pemakaian.Text = “”
pajak.Text = “”
tagihan.Text = “”
End Sub

Private Sub TagihanAir_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
BuatTable()
End Sub

Private Sub pemakaian_KeyDown(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyEventArgs) Handles pemakaian.KeyDown
If e.KeyCode = Keys.Enter Then
tagihan.Text = Val(biaya.Text) + Val(harga.Text) * pemakaian.Text
pajak.Text = tagihan.Text * 1 / 100
End If
End Sub

Private Sub btnKeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnKeluar.Click
End
End Sub

Private Sub ListView1_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles ListView1.SelectedIndexChanged

End Sub

End Class


Jawaban SOAL 2 (Diky Suhendri)


Listing Program

Public Class Form1

Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
kode.Items.Add(“TS001?)
kode.Items.Add(“TS002?)
kode.Items.Add(“VG001?)
kode.Items.Add(“VG002?)

Call diky()

End Sub
Sub suhendri()
ListView1.Columns.Add(“Pembelian”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Kode Barang”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Nama Barang”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Merk”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Harga”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Jumlah Beli”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.Columns.Add(“Total Harga”, 100, HorizontalAlignment.Center)
ListView1.View = View.Details
ListView1.GridLines = True
ListView1.FullRowSelect = True

End Sub

Sub suhendri()
Dim isi As New ListViewItem
isi.Text = pembelian.Text
isi.SubItems.Add(kode.Text)
isi.SubItems.Add(nama.Text)
isi.SubItems.Add(merk.Text)
isi.SubItems.Add(harga.Text)
isi.SubItems.Add(beli.Text)
isi.SubItems.Add(Tharga.Text)
ListView1.Items.Add(isi)

End Sub
Private Sub kode_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles kode.SelectedIndexChanged
Dim X As String
X = Microsoft.VisualBasic.Left(kode.Text, 2)
If X = “TS” Then
merk.Text = “Toshiba”
ElseIf X = “VG” Then
merk.Text = “V-Gen”
End If
X = Microsoft.VisualBasic.Right(kode.Text, 3)
If X = “001? Then
nama.Text = “FlashDisk 4GB”
ElseIf X = “002? Then
nama.Text = “FlashDisk 2GB”
End If

If kode.Text = “TS001? Then
harga.Text = “105000?
ElseIf kode.Text = “TS002? Then
harga.Text = “75000?
ElseIf kode.Text = “VG001? Then
harga.Text = “90000?
ElseIf kode.Text = “VG002? Then
harga.Text = “60000?
End If
End Sub

Private Sub beli_KeyDown(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyEventArgs) Handles beli.KeyDown
If e.KeyCode = Keys.Enter Then
Tharga.Text = harga.Text * beli.Text
End If
End Sub

Private Sub simpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles simpan.Click
Call alfaris()

End Sub

Private Sub hapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles hapus.Click
ListView1.Items.Clear()
End Sub

Private Sub bersih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles bersih.Click
pembelian.Text = “”
kode.Text = “”
nama.Text = “”
merk.Text = “”
harga.Text = “”
beli.Text = “”
Tharga.Text = “”
End Sub

Private Sub hapuspilih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles hapuspilih.Click
ListView1.Items.Remove(ListView1.SelectedItems(0))
End Sub

Private Sub keluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles keluar.Click
End
End Sub
End Class


Senin, 10 Oktober 2011

80% Global Warming disebabkan Hewan Ternak


Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya yang bisa Anda sebutkan hanya menyumbang 13% emisi gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan ini: Ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk dan bus dengan polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi emisi berbahaya itu datang dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya, dan nampak lezat di meja makan Anda. Yaitu daging!


Mungkin bagi Anda hal ini sangat berlebihan. Tetapi ketahuilah bahwa laporan ini bukan dirilis oleh sekelompok ilmuwan paranoid yang tidak kompeten, ataupun peneliti dari tingkat universitas lokal. Laporan ini dirilis langsung oleh PBB melalui FAO (Food and Agriculture Organization—Organisasi Pangan dan Pertanian). Tentu agak sulit membayangkan bagaimana mungkin seekor anak ayam yang terlahir dari telurnya yang begitu rapuh, yang terlihat begitu kecil dibandingkan luasnya planet ini, bisa memberikan pengaruh yang begitu besar pada perubahan iklim. Jawabannya adalah pada jumlah mereka mereka yang luar biasa banyak. Amerika Serikat saja menjagal tidak kurang dari 10 miliar hewan darat setiap tahunnya (tidak termasuk ikan dan hewan laut lainnya). Bayangkan berapa banyak jumlahnya bila digabungkan dengan seluruh dunia.

1. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah/piring makan Anda. Anda tentu tahu bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros listrik/energi.

2. Transportasi yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung peternakan lainnya (obat-obatan dll) menghasilkan emisi karbon yang signifikan.

3. Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya, mulai dari pakan ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas terlihat seperti pendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah Anda membayangkan berapa banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri pendukung tersebut? Perekonomian yang maju tidak ada lagi artinya kalau planet kita hancur! Masih banyak sektor-sektor industri ramah lingkungan yang bisa dikembangkan di dunia ini. Jadi mengapa harus mengembangkan sektor yang membahayakan kehidupan kita semua?



4. Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Demi pembukaan lahan peternakan, begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini masih diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Padahal akan jauh lebih efisien bila tanaman tersebut diberikan langsung kepada manusia. Peternakan sapi saja telah menyedot makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang! Lebih dari jumlah populasi manusia di dunia. KELAPARAN DUNIA TIDAK AKAN TERJADI JIKA SEMUA ORANG BERVEGETARIAN. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seorang vegetarian menyelamatkan hingga setengah hektar pepohonan setiap tahunnya! Hutan hujan tropis mengalami penggundulan besar-besaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima puluh lima kaki persegi hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan satu ons burger! Perusakan hutan sama dengan memperparah efek pemanasan global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan terlepaskan ke atmosfer bersamaan dengan matinya tanaman tersebut.

5. Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan (kita mengenalinya sebagai bersendawa—glegekan kata orang jawa). Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100 milliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya!

6. Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Pertanyaannya adalah: Memangnya seberapa banyak kotoran ternak yang ada? Di Amerika Serikat saja,hewan ternak menghasilkan tidak kurang dari 39,5 ton kotoran per detik! Bayangkan berapa banyak jumlah tersebut di seluruh dunia! Jumlah yang luar biasa besar itu membuat sebagian besar kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau ke tempat-tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan sumber-sumber air. Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan!

Jenis-jenis nama Integer dalam bahasa pemrograman



Dalam bahasa pemrograman C

Tipe integer standar yang digunakan dalam bahasa C adalah tipe int. Ukuran dan jangkauan data dari tipe int seringkali tergantung dari kompilator dan komputer yang digunakan, tapi biasanya setara dengan short int atau long int.
Selain tipe int, ada beberapa tipe data lain yang dapat menampung bilangan bulat, di antaranya:
  • char. Sebenarnya tipe data ini digunakan untuk menyimpan karakter dalam kode ASCII, tapi dapat juga digunakan untuk menyimpan integer dari 0 sampai 255
  • short int, ukuran 2 byte, jangkauan -32,768 sampai 32,767
  • int, ukuran 4 byte, jangkauan -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647
Tipe-tipe data di atas dapat menyimpan integer negatif dan positif. Untuk menyimpan bilangan positif dan nol saja, dapat digunakan kata kunci unsigned sebelum tipe data. Sebagai contoh:
  • unsigned short int, ukuran 2 byte, jangkauan 0 sampai 65,535
  • unsigned int, ukuran 4 byte, jangkauan 0 sampai 4,294,967,295


Dalam bahasa pemrograman Pascal

Dalam bahasa Pascal, integer mampu menampung 16-bit Walaupun memiliki ukuran 2 byte (16 bit) tetapi karena integer adalah type data signed maka hanya mampu di-assign nilai antara -215 hingga 215-1 yaitu -32768 sampai 32767. Ini disebabkan karena 1 bit digunakan sebagai penanda positif/negatif. Meskipun memiliki istilah yang sama, tetapi tipe data integer pada bahasa pemrograman Visual Basic.NET dan Borland Delphi memiliki ukuran 4 byte atau 32 bit signed sehingga dapat di-assign nilai antara -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647.
Selain tipe integer, bahasa Pascal juga memiliki beberapa tipe lain:
  • byte, ukuran 1 byte, jangkauan dari 0 sampai 255
  • smallint, ukuran 1 byte, jangkauan dari -128 sampai 127
  • word, ukuran 2 byte, jangkauan dari 0 sampai 65,535
Pada kompilator Pascal yang lebih baru, juga dikenal tipe-tipe data yang lebih besar seperti:
  • longint, ukuran 4 byte, jangkauan dari -2,147,483,648 sampai 2,147,483,647
  • cardinal, ukuran 4 byte, jangkauan dari 0 sampai 4,294,967,295


Dalam bahasa pemrograman Borland Delphi


Dalam bahasa pemrograman Visual Basic .NET


Dalam bahasa pemrograman C#

Perbandingan nama tipe data bilangan bulat dalam bahasa pemrograman C# dan Microsoft .NET Framework
Dalam bahasa pemrograman C#, terdapat beberapa variasi dari tipe data integer, yakni:
  • byte: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 8-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Byte dalam Microsoft .NET Framework.
  • sbyte: bilangan bulat bertanda (signed integer8-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Sbyte dalam Microsoft .NET Framework.
  • short: bilangan bulat bertanda 16-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int16 dalam Microsoft .NET Framework.
  • ushort: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer16-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt16 dalam Microsoft .NET Framework.
  • int: bilangan bulat bertanda (signed integer32-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int32 dalam Microsoft .NET Framework.
  • uint: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 32-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt32 dalam Microsoft .NET Framework.
  • long: bilangan bulat bertanda (signed integer) 64-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.Int64 dalam Microsoft .NET Framework.
  • ulong: bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) 64-bit. Ekuivalen dengan tipe data System.UInt64 dalam Microsoft .NET Framework

Pemrograman berorientasi objek


Pemrograman berorientasi objek (Inggrisobject-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya,
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.
== Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
  • Kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.
  • Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.
  • Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
  • Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.
  • Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.

9 Tanaman Terampuh untuk Mencegah Global Warming




Bungur & Mahoni

   Dikenal mampu menyerap polutan seperti timbal.  Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa? karena akasia menjadi salah satu pencetus asma. Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tak begitu besar manfaatnya. 



Lumut

    Lumut yang menempel di batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi udara suatu daerah. Semakin banyak lumut menempel di sebuah pohon berarti semakin baik kualitas udara di tempat itu.



Tanaman Sirih Belanda

   Tanaman perdu yang bisa tumbuh dimana saja, termasuk di dalam pot di halaman rumah ini mampu menyerap formaldehida dan benzena. Hasilnya rumah pun lebih segar dan lega untuk bernafas.


Kembang Sepatu

   Mampu menyerap nitrogen sehingga membuat paru-paru kita jadi lega. Namun jangan sekali-sekali menanam bunga kembang sepatu di dekat ruang Radiografi. Tanaman ini berfungsi meneruskan radiasi sehingga berbahaya bagi orang di sekitar tempat radiografi tersebut.


Sansevieria
 
   Kalau kembang sepatu berfungsi melanjutkan radiasi, tidak demikian dengan tanaman sansevieria ini. Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar. Oya, kaktus juga bisa menghambat radiasi.



Pohon Trembesi

   Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan. Namun trembesi membutuhkan lahan yang cukup luas.


sumber: Kaskus, dengan pengeditan

Penggundulan tak Terkendali, Habitat Rangkok Terancam Punah




REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR
Habitat Rangkong Indonesia terancam hilang akibat eksploitasi hutan yang membuat sumber pakannya menjadi berkurang.
"Kegiatan penggundulan hutan tanpa tebang pilih membuat sumber pakan Rangkong banyak yang rusak. Kondisi ini membuat rangkong semakin terjepit dan mulai kehilangan habitatnya," kata Dwi Mulyawati Bird Conservation Officer Burung Indonesia dalam siaran pers yang dikirim melalui pesan elektroniknya, Sabtu.
Dwi mengatakan, Rangkong merupakan hidupan liar yang sangat berjasa pada regenerasi hutan. Tanpa Rangkong, diperkirakan hutan akan segera hancur dan potensi yang terkandung didalamnya ikut tergusur.
Banyak jenis pohon yang kelanjutan hidupnya bergantung pada hewan pemakan buah dalam penyebaran bijinya. "Menurut para peneliti Rangkong dijuluki sebagai petani hutan karena kehebatannya menebar biji," kata Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan seekor Rangkong dapat terbang dalam radius 100 km persegi. Artinya, burung yang termasuk dalam keluarga Bucerotidae ini dapat menebar biji hingga 100 km jauhnya.
Penelitian yang dilakukan di kawasan hutan produksi menunjukkan, sumber pakan Rangkong menyusut hingga 56 persen karena berkuranganya pohon pakan sebanyak 76 persen.
Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), dari 13 jenis Rangkong yang ada di Indonesia, Julang Sumba (Aceros everetti) merupakan jenis terancam punah yang masuk pada kategori rentan (Vulnerable/VU).
Di Indonesia, Rangkong disebut juga dengan Julang, Enggang, atau Kangkareng "Jenis yang hanya dijumpa di Pulau Sumba ini diperkirakan hanya tersisa kurang dari 4.000 ekor dengan kepadatan rata-rata enam ekor per km persegi," ujar Dwi.
Dwi menambahkan, Rangkong merupakan jenis burung yang melakukan kegiatan tersebutt. Tanpa peran Rangkong, bisa dipastikan jenis pohon tertentu akan lenyap karena induk pohon yang menua akan mati tanpa pengganti.
Buah Ara merupakan salah satu pakan favorit Rangkong yang tersedia hampir sepanjang tahun.
Diperkirakan, ada 200 jenis pohon Ara yang menjadi pakan utama Rangkong. Dan bila dibanding burung lainnya, Rangkong dianggap paling mampu dalam menebarkan biji ara, karena daya jelajahnya yang tinggi.
"Menurut Margaret F. Kinnaird dan Timothy G. O`Brien, peneliti Rangkong dan hutan tropis, terdapat korelasi erat antara Rangkong dengan hutan yang sehat," kata Dwi.
Burung Rangkong termasuk dalam Famili Bucerotidae, kelompok burung berukuran besar yang mudah dikenali, terutama dari cula (casque) pada pangkal paruhnya. Di seluruh dunia terdapat 55 jenis yang tersebar di kawasan tropis Asia dan Afrika.
Tercatat ada 13 jenis Rangkong yang ada di Indonesia. Sembilan jenis di Sumatera: Enggang Llihingan, Enggang Jambul, Julang Jambul-Hitam, Julang Emas, Kangkareng hitam, Kangkareng Perut-Putih, Rangkong Badak, Rangkong Gading, dan Rangkong Papan. Empat jenis lagi berada di Sumba (Julang Sumba), Sulawesi (Julang dan Kangkareng Sulawesi), serta Papua (Julang Papua). Kalimantan memiliki jenis Rangkong yang sama seperti Sumatera, kecuali Rangkong Papan.
Burung Indonesia adalah organisasi nirlaba dengan nama lengkap Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Birdlife Indonesia Association) yang menjalin kemitraan dengan BirdLife International, yang berkedudukan di Inggris.